Tiga hari yang lalu saya terkujur lemas di temapt tidur tidak bisa ngapa2 in. Padahal sebelum nya aku tidak merasakan apa2 dengan badanku ini. Tapi pas begitu pukul 4 dini hari aku baru merasakan tubuh ku menggigil, demam dan akhirnya aku tak bisa bergerak lagi... sampai datang waktu shubuh...aku baru bisa bangkit walau dengan keadaan badan teras ngilu semua. Sakit..... gumamku...yah aku baru sadar saat ini aku sedang sakit. Memang sudah sethun ini aku ga pernah sakit dan itu membuat ku lupa akan sang khalik sehingga aku dapat teguran di saat badan ku terasa fit...bahagia bercampur sedih. Bahagia karna aku masih di beri kesempatan untuk yang kesekian kalinya agar aku tidak lupa, agar aku tidak lalai, agar aku tidak sombong, tidak ujub.....duh gusti ampuni hamba mu ini yang sering mengingkari akan perintahMu.
Sedih ......... kenapa setelah aku dapet teguran aku baru sadar akan semua kesalahn dosa dan khilap ku ..
Ampuni aku ya roob Bimbing aku menuju jalan ridhomu, dengan petunjuk Mu wahai yang maha pemurah...
Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu
Ku sering melanggar laranganMu
Dalam sedar ataupun tidak
Ku sering meninggalkan suruhanMu
Walau sedar aku milikMu
Bilakah diri ini 'kan kembali
Kepada fitrah sebenar
Pagi kuingat petang kualpa
Begitulah silih berganti
Oh Tuhanku,
Kau pimpinlah diri ini
Yang mendamba CintaMu
Aku lemah aku jahil
Tanpa pimpinan dariMu
Ku sering berjanji di depanMu
Sering jua ku memungkiri
Ku pernah menangis keranaMu
Kemudian ketawa semula
Kau pengasih
Kau penyayang
Kau pengampun
Kepada hamba-hambaMu
Selangkah ku kepadaMu
Seribu langkah Kau padaku
Tuhan,
Diri ini tidak layak ke surgaMu
Tapi tidak pula aku sanggup ke nerakaMu
Kutakut kepadaMu
Ku mengharap jua padaMu
Mogaku 'kan selamat dunia akhirat
Seperti rasul dan sahabat
Seperti rasul dan sahabat
Sunday, December 14, 2008
Hari ini awal dari sebuah langkah baru
Posted by
m2klik
at
6:48 PM
0
comments
Wednesday, December 10, 2008
Inilah Kita, Siapa dan Mana Mereka?
Inilah Kita, Siapa dan Mana Mereka?
“Sesungguhnya Tuhan Kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,Lalu Dia bersemayam di atas Arsy.Dia menutupkan malam kepada Siang yang mengikutinya dengan cepat, (diciptakannya pula) matahari,bulan dan bintang-bintang tunduk pada perintahNya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.Maha suci Allah,Tuhan Alam Semesta. Berdoalah kepada TuhanMu dengan berendah diri dan suara yang lembut.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.Dan janganlah kamu membuat kerusakan di Muka bumi dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.( Q.S 7 AL-A’RAAF: 54-56)
Alhamdulillah segenap pujian hanya bagi Allah. Menciptakan jalan-jalan kebaikan dan keburukan dalam diri manusia. Tergantung dari manusia itu sendiri yang akan memilihnya. Sesungguhnya Allah melawan keganasan suatu kaum dengan kekuatan kaum yang lainnya agar Allah dapat membasmi kekuatan perusak dan memilih hambaNya yang ia cintai sebagai syuhada. Syuhada yang merupakan suatu gelar yang sangat kita dambakan.Insya Allah.
Kerinduan yang amat bersengatan kami rasakan kepada Baginda yang mulia Muhammad Saw. Shalawat dan salam bagimu Manusia pilihan, Hamba yang mulia dan orang yang paling istiqomah memperjuangkan kebenaran Ilahi. Ya Allah karuniakanlah kami keistiqomahan dan tsabat serta tajarrud dalam jihad, rasa Ukhuwah dan Tsiqah antar sesama kami. Dalam menapaki jalan perjuangan yang semakin menanjak ini.Amien.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Dikala sepi dan sesak dada melanda saya sering mendendangkan bait nasyid ini : “Disinilah kita merencah dan bertindak/ Memerah pikiran dan melerai masalah/ Namun kita tetap manusia/ tenaga kita tak kemana / Pikiran kita ada batasannya /Tindakan kita ada sempadannya.” Ayat Al-Qur’an diatas adalah salah satu ayat Allah yang sering membuat saya tertegun saat melewatinya dalam tilawah. Ayat ini mengharuskan saya untuk menangis atau sekedar meneteskan setetes air mata dan melantunkan doa untuk senantiasa istiqomah di jalan dakwah ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Allahlah yang menciptakan kita, Dialah yang berhak memerintahkan kita dan kita wajib tunduk kepadaNya. Hanya harapan dan ketakutan kita harus selalu kita jaga agar segala aktivitas kita diterima Allah dan diridhaiNya. Rasa harap dan cemas. Khauf dan Raja’. Harus senantiasa kita pelihara dalam jiwa hamba yang mendamba kasih RabbNya. Namun mengapa terkadang kita masih membuat kerusakan di muka bumi ini ? Mengapa kita mengaku orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan, terkadang kita lah perusak yang sebenarnya? Maka sekali lagi harap dan cemas kepada Allah adalah rasa yang harus kita pelihara dalam membangkitkan kembali Islam ini sebagaimana adanya.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! “Disinilah kita berpikir dan bekerja/ Namun kita tetap lemah/hanya bersandar pada Allah.” Hanya Allahlah yang menjadi tempat kita mengadu, penolong teman, sahabat dan peneguh perjuangan ini. Kalau kita lemah Allahlah yang akan menguatkan. Kalau kita sakit Allahlah yang akan menyembuhkan. Kalau kita terluka Allahlah yang akan meyembuhkan. Saya teringat Syair Saddam Hussein saat Irak diserang, “ Maka hanya dengan Doa/ semua luka itu akan kembali sembuh.” Maka dikala semua yang telah kita usahakan terasa mengalami kegagalan marilah kita diam sejenak memohon ampunan Allah dan meminta kepadanya dengan Khauf dan Raja’.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! “Kita pastinya tak akan gagal/ Selagi kita terasa lemah/ selama kita tunduk dan menyerah/ Pada kehendak dan kudratNya” Apapun yang kita dapatkan dalam perjuangan ini adalah kemenangan. Dengan belum berhasilnya suatu amanah maka kita dapat instropeksi diri bahwa ada cara lain yang harus kita pikirkan agar apa yang kita cita-citakan tersebut dapat menemui keberhasilan. Ini bukanlah kata-kata justifikasi untuk sebuah kesuksesan yang kita dambakan. Ungkapan ini hanya berlaku apabila kita telah mengerahkan semua tenaga kita. Namun kesuksesan itu tetap juga belum kita dapatkan. Pernyataan diatas tidak berlaku bagi yang belum mengeluarkan usaha yang optimal untuk sebuah kesuksesan tersebut.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Inilah kita yang takut akan kemaksiatan kita akan membawa pada kemurkaan Allah. Selalu mengharap agar Allah memberikan keridhaannya kepada kita. Tanpa itu semua kehidupan ini akan terasa hampa. Tanpa itu semua kita sesungguhnya kita hanya hamba yang tidak tahu apa-apa. Hanya lantunan doa yang penuh dengan rasa khauf dan raja’ menjadi kekuatan kita. Sesungguhnya doa adalah kekuatan mukmin yang paling dahsyat. Marilah kita bersama berdoa agar kita bisa istiqomah dalam jalan ini. Ikut dalam barisan para mujahidin walaupun hanya pada barisan yang terakhir.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Saya ingat sekali syair Umar ibnu Khatab yang menggambarkan keistiqomahannya dalam berjuang. Coba kita pahami dan renungi semangat yang mendalam ini, “ Jika ada seribu pejuang, maka Aku salah satunya!/ Jika ada seratus pejuang maka Aku salah satunya!/ Jika ada sepuluh pejuang maka Aku salah satunya!/ Jika hanya ada satu pejuang maka itulah Aku!!” Sanggupkah kita berkata seperti itu saat ini? Disaat kita mencoba memperjuangkan kebenaran. Namun kita mendapati realitas di lapangan tidak ada lagi yang mau memperjuangkan kebenaran tersebut. Mereka yang notabene Saudara kita malah selalu mendompleng kita dari dalam. Selain itu, kita mendapat perlawanan yang kuat dari musuh kita yang di luar. Kita sangat merindukan persatuan dan kesatuan itu terwujud. Kita sebenarnya tidak peduli siapa yang akan berada di depan. Kita tidak peduli itu semua. Namun nampaknya harapan itu masih jauh untuk ukuran sekarang ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah!Isbir ya akhi wa ukhti semua, tetaplah tegar menjaga diri kita tetap dalam barisan ini. Mengajak saudara-saudara kita yang lain untuk bergabung dalam kafilah ini..Afwan atas segala apa yang saya lakukan selama ini kepada antum semua.Karena tidak semua antum dapat saya perhatikan dan carikan solusi permasalahannya..Afwan sekali lagi. Jazakallah atas segala yang antum lakukan selama ini.Tetaplah tegar karena antum beruntung sebagai orang yang dipilih Allah dalam jalan dakwah ini.Jalan yang tidak banyak orang yang merasakan nikmatnya, do’akan saya juga.Tidak banyak orang yang dipilih Allah untuk mengemban tugas suci ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Inilah kita yang senantiasa mempunyai tekad untuk memperjuangkan kebenaran Al-Islam. Inilah kita yang telah menetapkan tujuan kita adalah Allah. Inilah kita yang menetapkan teladan kita adalah Rasulullah.Inilah kita yang telah meneguhkan bahwa hanya Al-quran undang-undang kita.Inilah kita yang telah menegaskan jihad jalan perjuangan dan Syahid di jalan Allah sebagai cita-cita tertinggi kita. Inilah kita. Maka marilah sekarang kita bertanya, mana dan siapa mereka? Apa yang kalian perjuangkan? Wallahu’alam.
Alhikmah.com -
Alhamdulillah segenap pujian hanya bagi Allah. Menciptakan jalan-jalan kebaikan dan keburukan dalam diri manusia. Tergantung dari manusia itu sendiri yang akan memilihnya. Sesungguhnya Allah melawan keganasan suatu kaum dengan kekuatan kaum yang lainnya agar Allah dapat membasmi kekuatan perusak dan memilih hambaNya yang ia cintai sebagai syuhada. Syuhada yang merupakan suatu gelar yang sangat kita dambakan.Insya Allah.
Kerinduan yang amat bersengatan kami rasakan kepada Baginda yang mulia Muhammad Saw. Shalawat dan salam bagimu Manusia pilihan, Hamba yang mulia dan orang yang paling istiqomah memperjuangkan kebenaran Ilahi. Ya Allah karuniakanlah kami keistiqomahan dan tsabat serta tajarrud dalam jihad, rasa Ukhuwah dan Tsiqah antar sesama kami. Dalam menapaki jalan perjuangan yang semakin menanjak ini.Amien.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Dikala sepi dan sesak dada melanda saya sering mendendangkan bait nasyid ini : “Disinilah kita merencah dan bertindak/ Memerah pikiran dan melerai masalah/ Namun kita tetap manusia/ tenaga kita tak kemana / Pikiran kita ada batasannya /Tindakan kita ada sempadannya.” Ayat Al-Qur’an diatas adalah salah satu ayat Allah yang sering membuat saya tertegun saat melewatinya dalam tilawah. Ayat ini mengharuskan saya untuk menangis atau sekedar meneteskan setetes air mata dan melantunkan doa untuk senantiasa istiqomah di jalan dakwah ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Allahlah yang menciptakan kita, Dialah yang berhak memerintahkan kita dan kita wajib tunduk kepadaNya. Hanya harapan dan ketakutan kita harus selalu kita jaga agar segala aktivitas kita diterima Allah dan diridhaiNya. Rasa harap dan cemas. Khauf dan Raja’. Harus senantiasa kita pelihara dalam jiwa hamba yang mendamba kasih RabbNya. Namun mengapa terkadang kita masih membuat kerusakan di muka bumi ini ? Mengapa kita mengaku orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan, terkadang kita lah perusak yang sebenarnya? Maka sekali lagi harap dan cemas kepada Allah adalah rasa yang harus kita pelihara dalam membangkitkan kembali Islam ini sebagaimana adanya.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! “Disinilah kita berpikir dan bekerja/ Namun kita tetap lemah/hanya bersandar pada Allah.” Hanya Allahlah yang menjadi tempat kita mengadu, penolong teman, sahabat dan peneguh perjuangan ini. Kalau kita lemah Allahlah yang akan menguatkan. Kalau kita sakit Allahlah yang akan menyembuhkan. Kalau kita terluka Allahlah yang akan meyembuhkan. Saya teringat Syair Saddam Hussein saat Irak diserang, “ Maka hanya dengan Doa/ semua luka itu akan kembali sembuh.” Maka dikala semua yang telah kita usahakan terasa mengalami kegagalan marilah kita diam sejenak memohon ampunan Allah dan meminta kepadanya dengan Khauf dan Raja’.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! “Kita pastinya tak akan gagal/ Selagi kita terasa lemah/ selama kita tunduk dan menyerah/ Pada kehendak dan kudratNya” Apapun yang kita dapatkan dalam perjuangan ini adalah kemenangan. Dengan belum berhasilnya suatu amanah maka kita dapat instropeksi diri bahwa ada cara lain yang harus kita pikirkan agar apa yang kita cita-citakan tersebut dapat menemui keberhasilan. Ini bukanlah kata-kata justifikasi untuk sebuah kesuksesan yang kita dambakan. Ungkapan ini hanya berlaku apabila kita telah mengerahkan semua tenaga kita. Namun kesuksesan itu tetap juga belum kita dapatkan. Pernyataan diatas tidak berlaku bagi yang belum mengeluarkan usaha yang optimal untuk sebuah kesuksesan tersebut.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Inilah kita yang takut akan kemaksiatan kita akan membawa pada kemurkaan Allah. Selalu mengharap agar Allah memberikan keridhaannya kepada kita. Tanpa itu semua kehidupan ini akan terasa hampa. Tanpa itu semua kita sesungguhnya kita hanya hamba yang tidak tahu apa-apa. Hanya lantunan doa yang penuh dengan rasa khauf dan raja’ menjadi kekuatan kita. Sesungguhnya doa adalah kekuatan mukmin yang paling dahsyat. Marilah kita bersama berdoa agar kita bisa istiqomah dalam jalan ini. Ikut dalam barisan para mujahidin walaupun hanya pada barisan yang terakhir.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Saya ingat sekali syair Umar ibnu Khatab yang menggambarkan keistiqomahannya dalam berjuang. Coba kita pahami dan renungi semangat yang mendalam ini, “ Jika ada seribu pejuang, maka Aku salah satunya!/ Jika ada seratus pejuang maka Aku salah satunya!/ Jika ada sepuluh pejuang maka Aku salah satunya!/ Jika hanya ada satu pejuang maka itulah Aku!!” Sanggupkah kita berkata seperti itu saat ini? Disaat kita mencoba memperjuangkan kebenaran. Namun kita mendapati realitas di lapangan tidak ada lagi yang mau memperjuangkan kebenaran tersebut. Mereka yang notabene Saudara kita malah selalu mendompleng kita dari dalam. Selain itu, kita mendapat perlawanan yang kuat dari musuh kita yang di luar. Kita sangat merindukan persatuan dan kesatuan itu terwujud. Kita sebenarnya tidak peduli siapa yang akan berada di depan. Kita tidak peduli itu semua. Namun nampaknya harapan itu masih jauh untuk ukuran sekarang ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah!Isbir ya akhi wa ukhti semua, tetaplah tegar menjaga diri kita tetap dalam barisan ini. Mengajak saudara-saudara kita yang lain untuk bergabung dalam kafilah ini..Afwan atas segala apa yang saya lakukan selama ini kepada antum semua.Karena tidak semua antum dapat saya perhatikan dan carikan solusi permasalahannya..Afwan sekali lagi. Jazakallah atas segala yang antum lakukan selama ini.Tetaplah tegar karena antum beruntung sebagai orang yang dipilih Allah dalam jalan dakwah ini.Jalan yang tidak banyak orang yang merasakan nikmatnya, do’akan saya juga.Tidak banyak orang yang dipilih Allah untuk mengemban tugas suci ini.
Akhi wa Ukhti Fillah Mujahid fidDakwah! Inilah kita yang senantiasa mempunyai tekad untuk memperjuangkan kebenaran Al-Islam. Inilah kita yang telah menetapkan tujuan kita adalah Allah. Inilah kita yang menetapkan teladan kita adalah Rasulullah.Inilah kita yang telah meneguhkan bahwa hanya Al-quran undang-undang kita.Inilah kita yang telah menegaskan jihad jalan perjuangan dan Syahid di jalan Allah sebagai cita-cita tertinggi kita. Inilah kita. Maka marilah sekarang kita bertanya, mana dan siapa mereka? Apa yang kalian perjuangkan? Wallahu’alam.
Alhikmah.com -
Posted by
m2klik
at
9:30 PM
0
comments
PKS dan Hizbut Tahrir
MENYIMAK kegiatan pemuda Muslim beberapa dasawarsa terakhir, saya semakin optimistis bahwa kiamat belum segera datang pada abad ini akibat tidak ada lagi orang yang bersedia memperjuangkan Islam. Wallahualam, hanya Allah Yang Mahatahu kapan tepatnya kiamat akan terjadi. Tidaklah berlebihan apabila kita memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada generasi muda Muslim sekarang yang terus gigih melakukan perjuangan di tengah semakin gencarnya tekanan dari kalangan non-Muslim.
Mereka, khususnya Barat, seperti tidak pernah berhenti mencari celah dan menunggu momentum umat Islam berbuat kesalahan dan anarkis. Begitu umat Islam terjebak, telunjuk mereka secara beramai-ramai akan menunjuk muka umat Islam sembari berteriak, “Terorisss!”
Anton Winardi dalam bukunya Konsep Negara & Gerakan Islam Baru — Menuju Negara Modern Sejahtera telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi penggambaran peta perjuangan dakwah kaum Muslimin, baik yang berjuang melalui pembentukan partai politik maupun pembentukan organisasi massa dan LSM. Anton berhasil secara apik melukiskan peta perbedaan maupun kesamaan antaraPartai Keadilan Sejahtera (PKS) dan
Hizbut Tahrir (HT).
Apresiasi banyak diberikan kepada para aktivis PKS dan HT. Mereka pada umumnya digambarkan sebagai generasi muda yang sangat peduli terhadap Islam dan menyadari sepenuhnya posisi kaum Muslimin yang sehasta demi sehasta dan sejengkal demi sejengkal menjadi kacung dan akhirnya menjadi “bancakan” masyarakat Barat. Kesadaran ini sangat penting, mengingat sejak bangsa Indonesia berkenalan dengan bangsa Barat empat abad yang lalu, mereka senantiasa memperlakukan bangsa ini tak lebih sebagai budak dan sapi perahan. Selama berabad-abad, mereka menjajah Indonesia
dan negara-negara dunia ketiga. Lepas dari penjajahan secara teritorial, mereka kemudian memasang perangkap dengan berbagai pinjaman dan utang, sehingga pada akhirnya semua kekayaan milik bangsa ini mereka kuasai tanpa menyisakan sedikit pun untuk rakyat, kecuali kesengsaraan dan penderitaan. Tak pernah ada niat baik dari mereka kecuali mengajak masyarakat dunia ketiga masuk ke dalam lubang kadal sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad saw.
Anton dalam penelitiannya berhasil secara jernih membedakan antara PKS dan HT. PKS digambarkan sebagai partai yang beranggapan bahwa Islam dan negara tidak dapat dipisahkan, karena syariat Islam menyangkut seluruh aspek kemasyarakatan. Jalan yang ditempuh adalah dengan masuk ke dalam pemerintahan yang ada dan menjalankan setiap mekanisme yang telah ditetapkan. Walaupun demikian, setelah berganti nama menjadi PKS pada Pemilu 2004, partai ini dalam usulannya mengenai amendemen UUD 1945 Pasal 29 tidak lagi menganggap penting warisan Piagam Jakarta. PKS justru mengusulkan konsep yang menunjukkan kecenderungan pluralisme yaitu Piagam Madinah.
Sementara Hizbut Tahrir, menurut Anton (Minardi, 2008: 12-13), mengusulkan agar Islam dijadikan sebagai landasan pemerintahan dan negara, bahkan mengusulkan didirikan khilafah. Dalam merealisasikan gagasannya, HT menolak bergabung ke dalam sistem pemerintahan Indonesia yang ada, karena dianggap tidak sesuai dengan sistem Islam.
Kesamaan keduanya adalah, PKS dan HT melakukan perekrutan anggota dengan ajakan yang sifatnya persuasif, yang berangkat dari penyadaran akan eksistensi manusia sebagai khalifah beserta tugas-tugasnya dan memberikan pemahaman mengenai sistem Islam yang harus diterapkan dalam seluruh kehidupan manusia yang beriman. Perekrutan yang dilakukan dapat melalui acara formal partai maupun melalui berbagai kegiatan yang sifatnya penambahan wawasan, seperti seminar maupun kegiatan sosial. Dakwah dan pembinaan selanjutnya dilakukan secara terstruktur, baik secara materi maupun jenjang pembinaan sesuai dengan keaktifan dan loyalitas seseorang kepada partai.
Yang pasti, PKS dan HT membawa pemahaman yang relatif baru mengenai pemerintahan menurut Islam. PKS menerima terminology demokrasi masuk ke dalam system pemerintahan dan membangun komunitasnya di tengah masyarakat dengan prinsip tarbiah. Sementara HT menolak konsep demokrasi Barat yang dianggap terlalu mengedepankan kebebasan individu yang dianggap menyimpang. Mereka mengampanyekan berdirinya khilafah Islam sebagai penggantinya dengan cara berjuang secara damai di luar system pemerintahan dengan melakukan dialog terbuka dan membangun komunitas di luar sistem. Gerakan PKS semakin mendapatkan tempat di berbagai kalangan di Indonesia, terutama kalangan intelektual dan ekonomi menengah.
Perbedaan antara PKS dan Hizbut Tahrir justru saling melengkapi. Perbedaan yang berhasil diidentifikasi bukan untuk dipertentangkan, melainkan masing-masing harus memainkan peran yang saling melengkapi demi `Izzul Islam Walmuslimin. Dalam hal ini saya teringat dengan Jujun S. Suriasumantri yang menulis buku Filsafat Ilmu. Beliau meminjam pemikiran Will Durant yang menjelaskan bahwa hubungan antara ilmu dan filsafat seperti pasukan mariner yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangi tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Demikian pula PKS dan HT, bagi saya, PKS adalah filsafat yang bertindak sebagai marinir yang harus merebut pantai hati masyarakat. PKS harus memberikan praktik dan contoh politik islami dan membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lil `alamin yang mampu memberikan kesejahteraan lahir maupun batin. Jika praktik politik islami yang diperagakan PKS dapat menjadi solusi bagi bangsa Indonesia yang tengah mengalami krisis multidimensional, niscaya masyarakat semakin percaya dengan konsep Islam. Pada saat demikian, HT yang bertindak sebagai ilmu pengetahuan bagaikan pasukan infanteri. Kalau hati rakyat sudah direbut dengan Islam, apa pun namanya tentang sistem politik Islam akan diterima tanpa reserve. Sembari terus meminta pertolongan kepada Allah SWT, kita harus senantiasa mewaspadai kemungkinan padamnya api perjuangan Islam sambil berharap dua gerakan yang semakin menampakkan hasil yang efektif. ***
MENYIMAK kegiatan pemuda Muslim beberapa dasawarsa terakhir, saya semakin optimistis bahwa kiamat belum segera datang pada abad ini akibat tidak ada lagi orang yang bersedia memperjuangkan Islam. Wallahualam, hanya Allah Yang Mahatahu kapan tepatnya kiamat akan terjadi. Tidaklah berlebihan apabila kita memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada generasi muda Muslim sekarang yang terus gigih melakukan perjuangan di tengah semakin gencarnya tekanan dari kalangan non-Muslim.
Mereka, khususnya Barat, seperti tidak pernah berhenti mencari celah dan menunggu momentum umat Islam berbuat kesalahan dan anarkis. Begitu umat Islam terjebak, telunjuk mereka secara beramai-ramai akan menunjuk muka umat Islam sembari berteriak, “Terorisss!”
Anton Winardi dalam bukunya Konsep Negara & Gerakan Islam Baru — Menuju Negara Modern Sejahtera telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi penggambaran peta perjuangan dakwah kaum Muslimin, baik yang berjuang melalui pembentukan partai politik maupun pembentukan organisasi massa dan LSM. Anton berhasil secara apik melukiskan peta perbedaan maupun kesamaan antaraPartai Keadilan Sejahtera (PKS) dan
Hizbut Tahrir (HT).
Apresiasi banyak diberikan kepada para aktivis PKS dan HT. Mereka pada umumnya digambarkan sebagai generasi muda yang sangat peduli terhadap Islam dan menyadari sepenuhnya posisi kaum Muslimin yang sehasta demi sehasta dan sejengkal demi sejengkal menjadi kacung dan akhirnya menjadi “bancakan” masyarakat Barat. Kesadaran ini sangat penting, mengingat sejak bangsa Indonesia berkenalan dengan bangsa Barat empat abad yang lalu, mereka senantiasa memperlakukan bangsa ini tak lebih sebagai budak dan sapi perahan. Selama berabad-abad, mereka menjajah Indonesia
dan negara-negara dunia ketiga. Lepas dari penjajahan secara teritorial, mereka kemudian memasang perangkap dengan berbagai pinjaman dan utang, sehingga pada akhirnya semua kekayaan milik bangsa ini mereka kuasai tanpa menyisakan sedikit pun untuk rakyat, kecuali kesengsaraan dan penderitaan. Tak pernah ada niat baik dari mereka kecuali mengajak masyarakat dunia ketiga masuk ke dalam lubang kadal sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad saw.
Anton dalam penelitiannya berhasil secara jernih membedakan antara PKS dan HT. PKS digambarkan sebagai partai yang beranggapan bahwa Islam dan negara tidak dapat dipisahkan, karena syariat Islam menyangkut seluruh aspek kemasyarakatan. Jalan yang ditempuh adalah dengan masuk ke dalam pemerintahan yang ada dan menjalankan setiap mekanisme yang telah ditetapkan. Walaupun demikian, setelah berganti nama menjadi PKS pada Pemilu 2004, partai ini dalam usulannya mengenai amendemen UUD 1945 Pasal 29 tidak lagi menganggap penting warisan Piagam Jakarta. PKS justru mengusulkan konsep yang menunjukkan kecenderungan pluralisme yaitu Piagam Madinah.
Sementara Hizbut Tahrir, menurut Anton (Minardi, 2008: 12-13), mengusulkan agar Islam dijadikan sebagai landasan pemerintahan dan negara, bahkan mengusulkan didirikan khilafah. Dalam merealisasikan gagasannya, HT menolak bergabung ke dalam sistem pemerintahan Indonesia yang ada, karena dianggap tidak sesuai dengan sistem Islam.
Kesamaan keduanya adalah, PKS dan HT melakukan perekrutan anggota dengan ajakan yang sifatnya persuasif, yang berangkat dari penyadaran akan eksistensi manusia sebagai khalifah beserta tugas-tugasnya dan memberikan pemahaman mengenai sistem Islam yang harus diterapkan dalam seluruh kehidupan manusia yang beriman. Perekrutan yang dilakukan dapat melalui acara formal partai maupun melalui berbagai kegiatan yang sifatnya penambahan wawasan, seperti seminar maupun kegiatan sosial. Dakwah dan pembinaan selanjutnya dilakukan secara terstruktur, baik secara materi maupun jenjang pembinaan sesuai dengan keaktifan dan loyalitas seseorang kepada partai.
Yang pasti, PKS dan HT membawa pemahaman yang relatif baru mengenai pemerintahan menurut Islam. PKS menerima terminology demokrasi masuk ke dalam system pemerintahan dan membangun komunitasnya di tengah masyarakat dengan prinsip tarbiah. Sementara HT menolak konsep demokrasi Barat yang dianggap terlalu mengedepankan kebebasan individu yang dianggap menyimpang. Mereka mengampanyekan berdirinya khilafah Islam sebagai penggantinya dengan cara berjuang secara damai di luar system pemerintahan dengan melakukan dialog terbuka dan membangun komunitas di luar sistem. Gerakan PKS semakin mendapatkan tempat di berbagai kalangan di Indonesia, terutama kalangan intelektual dan ekonomi menengah.
Perbedaan antara PKS dan Hizbut Tahrir justru saling melengkapi. Perbedaan yang berhasil diidentifikasi bukan untuk dipertentangkan, melainkan masing-masing harus memainkan peran yang saling melengkapi demi `Izzul Islam Walmuslimin. Dalam hal ini saya teringat dengan Jujun S. Suriasumantri yang menulis buku Filsafat Ilmu. Beliau meminjam pemikiran Will Durant yang menjelaskan bahwa hubungan antara ilmu dan filsafat seperti pasukan mariner yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangi tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Demikian pula PKS dan HT, bagi saya, PKS adalah filsafat yang bertindak sebagai marinir yang harus merebut pantai hati masyarakat. PKS harus memberikan praktik dan contoh politik islami dan membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lil `alamin yang mampu memberikan kesejahteraan lahir maupun batin. Jika praktik politik islami yang diperagakan PKS dapat menjadi solusi bagi bangsa Indonesia yang tengah mengalami krisis multidimensional, niscaya masyarakat semakin percaya dengan konsep Islam. Pada saat demikian, HT yang bertindak sebagai ilmu pengetahuan bagaikan pasukan infanteri. Kalau hati rakyat sudah direbut dengan Islam, apa pun namanya tentang sistem politik Islam akan diterima tanpa reserve. Sembari terus meminta pertolongan kepada Allah SWT, kita harus senantiasa mewaspadai kemungkinan padamnya api perjuangan Islam sambil berharap dua gerakan yang semakin menampakkan hasil yang efektif. ***
Posted by
m2klik
at
9:23 PM
0
comments
Subscribe to:
Posts (Atom)